
Tentu tak asing lagi dengan figur Khadijah binti Khuwailid. Wanita mulia yang menebarkan aroma dari surga memiliki akhlak mulia yang meruang dan mewaktu (صَالِحَةٌ لِكُلِّ زَمَانٍ وَمَكَانٍ). Dalam kitab Al-Busyro Fii Manaakib Sayyidah Khodijah Al-Kubro karangan Sayyid Alwi al-Maliki halaman 2 dijabarkan secara gamblang:
وقد حفظها الله تعالى من أرجاس الجاهلية . فأحاط عرض هذه السيدة الزكية * وصانه من كل أذية وبلية . برعايته وعنايته الباهرة . ولذلك كانت تلقب بالسيدة الطاهرة . فما أجل هذه المنحة الفاخرة . واشتهر تلقيبها بالكبرى . لعظم شأنها في المعاهد الأخرى . وهي بذلك أحق وأخرى
Allah telah menjaga Siti Khadijah dari perilaku-perilaku masa jahiliyah. Melindungi harga diri Khodijah yang suci dan melindungi dari berbagai macam cemoohan dan ujian, dengan pengawasanNYA yang berlapis. Hal inilah yang menjadikan Sayyidah Khodijah mendapat julukan Sayyidah at-Thoohiroh (Pemimpin yang suci). Di samping itu Khodijah juga mendapatkan laqob tak kalah terkenal dengan julukan al- Kubro karena keagunagn karunia yang indah.
Masih dalam kitab yang sama, Sayyid Alwi melanjutkan keterangannya:
فنشأت في بيت طاهر طيب الأمراق * على أكمل السير المحمودة وأحسن الأخلاق * فكانت رضي الله عنها متكاملة حسناً وعقلاً وجمالاً وفضلاً حازمة رشيدة في جميع أمورها • حسنة التدبير والتصرف في جميع شؤونها * ذات فراسة قوية وهمة علية و لها نظر ثاقب .
Khodijah merupakan manifestasi wanita sempurna. Bagaimana tidak? Beliau tumbuh di rumah yang bersih suci, dari nasab yang sangat bagus, tumbuh di atas perilaku yang mulia dan mencerminkan akhlak nan indah.
Kesempurnaan paras dan akalnya, ditambah kehormatannya, keteguhannya, kepintaran semua bidang, manager yang handal, memiliki firasat yang amat kuat, sempurna paras dan akalnya, wanita yang teguh, wanita yang pandai dalam setiap urusan, bagus penataan dan kebijakannya dalam semua urusannya, pemilik firasat yang kuat, memiliki semangat yang tinggi, berpendapat yang tepat, berpengetahuan penuh dengan ketelitian dan kejelian mencerminkan bahwa beliau memang wanita pilihan yang layak disematkan julukan sebagai ummul mukminiin
وظهرت أسرار تلك الأخلاق المرضية . والأوصاف الحسنة الزكية • فيما بلغته بين قومها في الجاهلية من مكانة علية . ورتبة سنية . فهي الدرة الثمينة . الطاهرة الرزينة دوحة المجد الطيبة الفروع . وشجرة الفرد اليانعة الأفراد
Tak hanya cukup sampai di situ, ternyata masih banyak keindahan-keindahan baik secara fisik maupun non fisik Khodijah. Maka muncullah yang tersimpan dari akhlak yang diridhai , demikian juga sifat-sifat elok nan suci. Khodijah juga memunculkan mahkota prestasi berupa pangkat dan reputasi. Perumpamaan Sayyidah Khadijah bagaikan permata yang amat mahal, suci nan tenang.
Detik-detik Berpulangnya Sayyidah Al-Kubro
Menjelang berpulangnya Sayyidah Al-Kubro terjadi dialog yang memilukan antara Khodijah, Fathimah, dan Rasulullah. Khodijah dengan kerendahan hatinya beliau meminta maaf kepada Rasulullah bila selama menjadi istrinya belum bisa berbakti. Akan tetapi dengan lembut Rasulullah justru memberikan jawaban mengharukan bahwa Khodijah tidak hanya berbakti, namun jauh dari itu telah mendukung dakwah islam sepenuhnya. Lantas Khodijah memanggil putrinya tercinta Fathimah seraya berbisik:
“Putriku Fathimah, dengan penuh keyakinan ajalku sebentar lagi tiba. Siksa kubur adalah hal yang aku takutkan. Tolong putriku, mintakan kepada Ayahmu sorban yang biasa dipakai untuk menerima wahyu sebagai kain kafanku. Aku tak kuasa, malu, dan dihantui ketakutan memintanya sendiri.”
Ternyata Rasulullah mendengar permintaan terakhirnya kemudian berkata, “Wahai Khadijah Al-Kubro, Allah telah menitipkan salam kepadamu, dan Allah juga telah mempersiapkan tempatmu di surga.”
Khodijah akhirnya kembali kehadirat Allah dengan tenang tepat pada tanggal 11 Ramadhan, ada yang menyebut 10 Ramadhan pada tahun 10 Kenabian di pangkuan baginda Rasulullah bersamaan tumpahnya air mata beliau serta semua orang yang menyaksikannya di usia 65 tahun. Lantas Malaikat Jibril mengucap salam dan membawa 5 kain kafan untuk Khadijah, Rasulullah, Fatimah Az-Zahra, Ali bin Abi Thalib dan Hasan bin Ali.
Menyingkirkan Stereotip: Khodijah Potret Wanita Mandiri
Meskipun kesetaraan gender terus berlanjut, namun kenyataan real di lapangan, stereotip khususnya wanita hanya sebagai konco wingking tidak bisa mandiri tidak bisa berkarir, masih banyak kita temukan. Hal ini menjadi salah satu isu yang berakibat terpengaruhnya persepsi dan realitas keseharian wanita di berbagai budaya.
Agama Islam memberikan pencerahan menyingkirkan stereotip tersebut dengan adanya persamaan hak antara laki-laki dan wanita dalam mengaktualisasikan diri sesuai potensi yang dimiliki. Mari sejenak baca dan merenungi QS Al-Qasas: 23 tentang dua putri Nabiyullah Shu’aib a.s., yang berkarir sebagai peternak dengan penuh rasa tanggung jawab. Ratu Balqis wanita sang ratu Saba’ bisa mencapai masa kejayaan memimpin saat itu hingga kisahnya terabadikan dalam surat an-Naml: 23.
Khadijah al-Kubro istri tercinta Baginda Rasulullah SAW, adalah potret wanita mandiri sukses dalam bisnis pada zamannya. Meski saat itu, masih jarang wanita yang berkarir, namun beliau merupakan saudagar kaya raya sukses dan sangat dihormati oleh masyarakat. Khadijah al-Kubro mampu memimpin serta menjalankan bisnisnya dengan kepandaian dan ketangguhan yang luar biasa merupakan bukti bahwa beliau Wanita mandiri yang mampu memberikan kontribusi.
Dinamika yang Sulit Ditebak
Seorang anak wanita selama belum menikah, masih menjadi tanggung jawab bapak sepenuhnya. Namun, bila sudah menikah menikah, maka tanggung jawab nafkah beralih ke suaminya. Lantas bagaimana kalau anak wanita belum menikah namun sudah punya penghasilan sendiri? Bagaimana pula bila seorang istri yang notabene masih berada dalam tanggungan nafkah suami namun berkarir?
Ok. Yuk kita lihat realitas yang ada. Kehidupan di dunia bagaikan dinamika yang sulit ditebak. Segala yang ada di dunia dinamis tidak statis. Hidup tak selamanya ideal sesuai yang kita harapkan. Seringkali Allah nguji kadar keimanan kita dengan ujian yang bertubi. Sebagaimana dalam surat Al-Mulk ayat 2: لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً untuk menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya.
Bisa saja Allah menguji dengan sakit yang diderita bapak atau suami bahkan sering pula Allah memanggilnya tuk melanjutkan perjalanan spiritual secara mendadak saat psikis keluarga yang ditinggalkan belum siap menerima kepergiannya. Apa yang akan terjadi bila bapak atau suami hanya satu-satunya yang menopang perekonomian ti-tiba pergi meninggalkan kita semua? Apakah dapur berhenti mengepul. Tentu tidak bisa.
Bisa saja Allah menguji dengan sakit yang diderita bapak atau suami bahkan sering pula Allah memanggilnya tuk melanjutkan perjalanan spiritual secara mendadak saat psikis keluarga yang ditinggalkan belum siap menerima kepergiannya
Ah tenang… Binatang melata saja sudah pasti dijamin rizkinya sama Allah sebagaimana QS Hud ayat 6. Benar itu, namun harus berusaha. Salah satu bentuk usaha wanita harus bekerja dan berdaya. Misalkan berkarir ketika bapak atau suami masih sehat syarat utama harus dapat ridhanya. Berbahagialah karena setiap hasil dari kerja wanita yang digunakan untuk membantu hajat kebutuhan keluarga bernilai sedekah plus mendapatkan nilai kemulyaan baginya.
Namun bila hasil berkerja untuk diri sendiri, untuk invest sendiri wah itu crita lain….hehehe….keep smile. Semoga kita semua bisa meneladani ummul mukminiin sayyidatunaa Khodijah al-Kubro yang memiliki kemulyaan cahaya akhlak mampu menyeimbangkan (tawazun) peran sebagai ibu, istri, dan wanita karir. Amiin… Wallahu A’lamu
Bahan Bacaan:
Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta : Kementerian Agama.
Alawi, Sayyid Muhammad (tt) البشرى فى مناكب السيدة خديجة الكبرى , Hai’ah Ash-Shofwah al-Malikiyyah
Ar-Rowi, Syekh Umar Ahmad (tt) نساء حول الرسول , Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah
Hefni, Azizah (2016), Agungnya Taman Cinta Sang Rasul. Kitab Biografi, Cinta Sejati, dan Rumah Tangga Para Ummul Mukminin, Yogyakarta: Saufa