terasrasa.id
Teras merupakan ruang berbagai individu untuk saling berinteraksi, dialog, mengeluarkan ide, berbagi cerita, berfikir, dan sharing pengetahuan. Dari Teras, menimbulkan efek kebersamaan. Keakraban. Juga persaudaraan. Berbagai komponen-komponen tersebut lantas bertransformasi menjadi partikel-partikel satuan rasa. Satu jenis partikel yang dengan cepat mampu menyelinap kedalam ruas-ruas tubuh, menembus relung-relung samudera jiwa, dan mewarnai gelombang kesadaran. Teras Rasa hadir sebagai jembatan dari berbagai varian pemikiran dan gagasan untuk saling berdialektika. Mengasilkan pemikiran yang solutif atas berbagai realitas yang ada.
– Salam Rasa –
Postingan Terbaru
Dilema Semar, Antara figur dan idiom mantra
Dalam kearifan Jawa, nama Semar tidak hanya menempati ruang naratif dalam jagad pewayangan, menjadi pamomong para kesatria, atau pemimpin Punakawan....
Selengkapnya ...Kesadaran dan Sudut-sudut Imajinasi
Dalam limpatan masa yang pengap, Udin duduk diatas kursi cahaya imajinasi.Ia melukis gerimis bulan Desember disela-sela udara dingin bulan purnamaSembari...
Selengkapnya ...Kopi, Antara Narasi dan Sebuah Kesepakatan
“Senandung itu berujung la,siul itu mineur Tapi ia terus saja,sampai dingin bercampur pada kopi ketiga,sampai senyum gugur dan topeng terbuka:...
Selengkapnya ...Diversifikasi Kader NU: Catatan Menjelang Musim Liburan Sekolah
Suatu ketika kami bertemu dan berdiskusi dengan seorang aktivis PC IPNU Mojokerto, yang kebetulan juga mantan Ketua PAC IPNU, tentang...
Selengkapnya ...Ratu Beruk, Truntum, dan Filosofi: Ketika Kerinduan menjadi karya Seni
Berbicara mengenai batik, bukan sekadar tentang kain atau busana semata. Ia adalah puisi visual―narasi yang tak pernah lekang ditulis oleh...
Selengkapnya ...Narsisme Religus: Kesalehan, Ego, dan Cermin yang Retak*
Suatu hari saya bertemu seorang sahabat yang kebetulan seorang Gus―panggilan untuk anak seorang kiai di Jawa. Setelah saling menanyakan kabar,...
Selengkapnya ...