Teras Rasa

Untuk Anandaku di Pesantren

Hari-hari ini kalian berdua kembali ke pondokmu―tempat kalian belajar dan berproses untuk menurunkan tingkat kebodohanmu, tingkat kenaifanmu. Gizi untuk tubuhmu mungkin bisa jadi mengalami penurunan, tapi yakin dan percayalah―gizi untuk hati dan benakmu akan makin tinggi dan berkualitas.

Asupan yang lebih penting dan sangat penting untuk perjalanan hidupmu kedepan.

Kulit tanganmu, yang mungkin dulu lumayan tanpa terlalu bernoda dan mungkin tampak mulus, hari-hari ini bisa  ada bercak kemerahan  gatal-gatal sedikit―itu percobaan pertamamu. Fisikmu bisa jadi tampak lebih sedikit buram, tapi disisi dalammu, dihatimu, insyaAllah dilatih untuk menjadi lebih bersih. Hati menjadi lebih peka terhadap kasih sayang, keikhlasan. InsyaAllah terlatih untuk menjaga dari hati kesombongan, dengki, iri dan noda-noda hati yang lain―yang bisa mengganngu kebersihan hatimu.

Guru-guru kalian adalah orang tuamu ketika di sana―saya tidak butuh penghormatanmu, tapi penghormatan kalian terhadap guru-guru kalian, tawadhukmu terhadap guru-guru kalian, lebih-lebih kepada Kyai kalian, sudah lebih dari cukup akan banggaku pada kalian.

Sayangi dan hormati kakak kelasmu, karena merekalah kakakmu yang sebenarnya bila kalian di pesantren―begitu juga pada adik-adik kelasmu, mereka itu juga adikmu yang sebenarnya di pesantren.

Bertemu dengan mereka seusia ayahmu, maupun mamakmu, jangan anggap siapa siapa―perlakukan mereka seperti saat berhadapan dengan ayah maupun mamakmu. Bertemu dengan ayah dan mamak sahabatmu bersikaplah seperti bertemu mamak dan ayahmu sendiri, karena sahabatmu juga saudaramu.

Tebarkan kasih sayang dimana-mana, tebarkan kesopanan serta kerendahan hati dimana-mana. Bila kalian sering kali meletakkan sampah dimana-mana bila di rumah, maka ingatlah di pesantren bila kalian ulangi kebiasaan itu, prilaku itu akan menjadi contoh untuk adik-adikmu  dan menyusahkan pengelola pesantren, bersedekahlah dengan membuang sampah pada tempatnya meski itu bukan sampahmu, karena itulah sedekahmu dengan tenaga dan sedikit waktumu, ketika kamu belum bisa mendapatkan penghasilan sendiri.

Kadang kalian cerita tentang A, B dan seterusnya, yang membuat kalian terganggu, Temukan dan hitung sisi positif dari setiap lingkunganmu, sahabat-sahabat kalian Pandanglah sisi positif dari apa yang kau hadapi, insyaAllah akan membuatmu bahagia.

Bila ada kesempatan jangan segan-segan bergabung dengan organisasi intra atau dalam pesantren, karena berorganisasi itu juga bagian integral atau tak terpisahkan dari sebuah pendidikan, karena keberanian untuk bersikap dan berpendapat sesuai dengan God spotmu atau nuranimu butuh diasah dan dibiasakan. Jiwa  keihlasanmu dan idealismu akan berkembang disana―kemapuan manajerial atau jiwa kepemimpinanmu akan tumbuh dan berkembang di situ. Ego akan turun karena diorganisasi butuh penyesuaian ego dengan anggota yang lain sehingga kegiatan akan organisasi akan jalan dan produktif.

Berproseslah, saya nggak butuh kabar  tentang nilaimu yang A atau B  dan lain sebagainya, itu nomor sekian―tapi prosesmu dalam belajar, kejujuran menyelesaikan tugas-tugas belajarmu, kerendahan hatimu untuk bertanya atas ketidak tahuanmu, pada guru maupun sahabatmu bahkan adik kelasmu, itu  penting,  karena bisa mengikis sikap sombong dan egoismu.

Jangan merasa rendah untuk bertanya, jangan merasa tinggi hati bila ditanya, jawablah dengan keihlasanmu.

Hanya ini pesanku, saya tidak ingin bebani kalian dengan prestasi dan lain sebagainya―aku hanya ingin kalian syukuri setiap tahapan belajarmu sebagai RahmatNya. Senantiasa senyumlah dalam tahapan belajarmu yang mungkin kadang kau anggap berat―karena setiap tahapan hidup dan belajar itu cepat atau lambat pasti akan terasa nikmat bila sudah berlalu, karena hari-hari itu tidak akan pernah kembali lagi.

Tumbuhlah dan berproseslah  dengan pikiran-pikiran positif, yang selalu melingkupi langkahmu.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *