Teras Rasa

Puisi-Puisi Teras Rasa #1

PERTUNJUKAN SANG MAHA ADIL

melalui kesedihan ;
Sang Maha Rahman…beri kabar jangan merebah pulas di pangkuan penderitaan
akan paham bahwa palung belaian lembut merangkul menjelma dalam cobaan

melalui kebahagiaan ;
Sang Maha Rahim…beri rupa jangan melena jumawa padahal retak
akan mengerti bahwa terdera sukacita hanya dalam ruang memudar jarak

sungguh Sang Maha Adil ;
Engkau adalah simpanan dari selubung rahasia tajam
Engkau adalah setiap sudut penuh rindu menghujam
-2021

LAYLA (masih) MAJNUN

wahai Layla,
di paruh waktu sebelum ‘esok’ hari berganti
dan selalu saja kau masih menunggu disini

hari apa lagi yang kau percayai ?
untuk menjelaskan bahwa semua telah usai

cerita apa lagi yang kau lihat ?
hanya untuk mengurai lengkapi usia

ketahuilah…dahan yang kau pegang telah berjejak lalu,
kini telah berubah menjadi ranting kering

kita mengunyah untaian yang tersemat,
adalah takdir yang tak bisa bersama
entah akan terurai menjadi kenangan apa kelak kita nantinya ?

-2024

PADA MATA EMBUN

tersimpan banyak sabda
menyapa erat disukma
menyatu tanpa suara
merangkul bening rasa
seakan mengajak bicara

terlihat tetesan lega
menyelipkan sayup damba
walau menahan lelah curiga
bersimbah angan tak berdaya
derap bening menyisakan hampa

tetesannya kadangkala mengunyah nelangsa
menyusuri pagi terbuai warna
setidaknya ada yang terbaca
walau semu membeku di raba
menggerutu tak kunjung jumpa

tak pernahkah ada
ternyanyikan perapian nada
bahwa, dimata embun banyak tersimpan doa
bertalian pada satu nama
Kepada Ilahi Sang Maha Penguasa

-2024

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *