PERTUNJUKAN SANG MAHA ADIL
melalui kesedihan ;
Sang Maha Rahman…beri kabar jangan merebah pulas di pangkuan penderitaan
akan paham bahwa palung belaian lembut merangkul menjelma dalam cobaan
melalui kebahagiaan ;
Sang Maha Rahim…beri rupa jangan melena jumawa padahal retak
akan mengerti bahwa terdera sukacita hanya dalam ruang memudar jarak
sungguh Sang Maha Adil ;
Engkau adalah simpanan dari selubung rahasia tajam
Engkau adalah setiap sudut penuh rindu menghujam
-2021
LAYLA (masih) MAJNUN
wahai Layla,
di paruh waktu sebelum ‘esok’ hari berganti
dan selalu saja kau masih menunggu disini
hari apa lagi yang kau percayai ?
untuk menjelaskan bahwa semua telah usai
cerita apa lagi yang kau lihat ?
hanya untuk mengurai lengkapi usia
ketahuilah…dahan yang kau pegang telah berjejak lalu,
kini telah berubah menjadi ranting kering
kita mengunyah untaian yang tersemat,
adalah takdir yang tak bisa bersama
entah akan terurai menjadi kenangan apa kelak kita nantinya ?
-2024
PADA MATA EMBUN
tersimpan banyak sabda
menyapa erat disukma
menyatu tanpa suara
merangkul bening rasa
seakan mengajak bicara
terlihat tetesan lega
menyelipkan sayup damba
walau menahan lelah curiga
bersimbah angan tak berdaya
derap bening menyisakan hampa
tetesannya kadangkala mengunyah nelangsa
menyusuri pagi terbuai warna
setidaknya ada yang terbaca
walau semu membeku di raba
menggerutu tak kunjung jumpa
tak pernahkah ada
ternyanyikan perapian nada
bahwa, dimata embun banyak tersimpan doa
bertalian pada satu nama
Kepada Ilahi Sang Maha Penguasa
-2024