
Penasaran! Itulah kesan pertama yang muncul saat menerima novel ini. Sebuah karya yang lahir dari tangan seorang penyair yang kini merambah dunia prosa: Muiz Sutopo. Latar belakangnya sebagai penyair justru menambah daya tarik novel ini, membuat pembaca bertanya-tanya bagaimana narasi dan diksi puitisnya berpadu dalam sebuah cerita panjang.
Novel ini mengisahkan seorang gadis cantik dari Barcelona, Maya Shopia, yang berlibur ke Java Island bersama dua temannya. Namun, liburan yang awalnya terasa biasa berubah menjadi petualangan penuh misteri. Sejak kedatangannya, Maya mengalami berbagai kejadian aneh, bertemu dengan dua pemandu lokal, terlibat dengan pemerintah desa, serta berjumpa dengan sosok enigmatis bernama Mbok Kaseh.
Tanpa disadarinya, pertemuan dengan Mbok Kaseh menjadi awal dari perjalanan spiritual dan intelektual yang mendalam. Mbok Kaseh memberikan Maya sebuah kotak kayu berisi rubik misterius sebagai oleh-oleh. Dari sinilah teka-teki besar dimulai. Kotak itu ternyata menyimpan lembaran manuskrip yang mencatat perjalanan hidup seseorang—bahkan mencatat nama Maya, Mbok Kaseh, dan orang-orang yang ia temui selama perjalanannya. Lebih mengejutkan lagi, dalam manuskrip itu tertulis tahun 2101. Bagaimana mungkin? Apakah ini sekadar kebetulan, atau ada kekuatan di luar batas realitas yang ikut campur?
Sains, Teknologi, dan Filsafat dalam Balutan Fiksi
Keunikan novel ini terletak pada perpaduan elemen sains, teknologi, dan spiritualitas. Cerita berkembang lebih jauh dengan memperkenalkan tokoh Prof. Antonio Sergio, mantan agen One World Nation (OWN), yang kini menciptakan alat pendeteksi pengakses dunia di luar realitas. Melalui petualangan Prof. Antonio, novel ini membawa pembaca menjelajahi masa lalu, masa kini, dan masa depan dengan segala kompleksitasnya.
Narasi tentang big data, kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), dan teknologi canggih memberikan nuansa futuristik yang memikat. Bahkan, dalam dunia fiksi ini, manusia telah ditanamkan chip di kepala mereka, menandakan peradaban yang semakin dikendalikan oleh teknologi. Namun, di balik kemajuan itu, ada pertanyaan mendalam tentang eksistensi dan makna hidup. Prof. Antonio, dalam perjalanannya mencari kebenaran, justru memilih hidup di sebuah pulau terpencil, jauh dari konektivitas digital. Sebuah ironi yang menggugah pemikiran: apakah semakin canggih teknologi, semakin menjauhkan manusia dari kemanusiaannya?
Sebuah Novel yang Mengajak Berpikir
Novel ini bukan sekadar hiburan. Ia mengajak pembaca untuk berpikir—tentang batas antara realitas dan ilusi, tentang peran teknologi dalam kehidupan, serta tentang takdir dan kebetulan. Alur maju-mundur yang diterapkan memang menuntut ketelitian dalam membaca, tetapi justru di sanalah letak daya tariknya. Pembaca dipaksa untuk menyusun puzzle yang disajikan oleh penulis, seperti halnya Maya yang mencoba mengurai misteri kotak kayu dari Mbok Kaseh.
Bagi pecinta novel yang mengusung sains, teknologi, petualangan, hingga nilai-nilai spiritual dan filsafat, novel ini adalah paket lengkap. Layaknya sebuah hidangan, ada appetizer berupa misteri awal, main course dengan petualangan intens, dan dessert yang memberikan refleksi mendalam. Tak heran jika novel setebal hampir 500 halaman ini mampu membawa pembaca dalam arus emosi yang naik turun.
Kesempurnaan dan Kekurangan
Tentu, tidak ada karya yang sempurna. Novel ini memiliki kelemahan pada alur maju-mundur yang cukup kompleks, sehingga pembaca perlu lebih teliti dalam mengikuti cerita. Namun, justru di situlah tantangannya—sebuah latihan intelektual bagi para penikmat fiksi ilmiah.
Jika novel ini terbit lebih awal, mungkin akan lebih relevan bagi mereka yang baru mulai mengenal konsep kecerdasan buatan dan big data. Namun, keunggulannya adalah sifatnya yang timeless. Novel ini tidak hanya menarik bagi generasi sekarang, tetapi juga bisa dinikmati oleh generasi mendatang, dari Gen X, Y, Z, hingga Alpha.
Kesimpulan: Layak Dibaca dan Direkomendasikan
Secara keseluruhan, novel karya Muiz Sutopo ini adalah bacaan yang tidak hanya menghibur, tetapi juga merangsang pemikiran kritis. Dengan alur yang kaya, karakter yang kuat, serta pesan filosofis yang mendalam, novel ini layak untuk menjadi koleksi di perpustakaan pribadi maupun umum.
Bagi Anda yang haus akan cerita yang tidak biasa, yang menyukai petualangan penuh misteri dengan bumbu filsafat dan sains, novel ini adalah pilihan yang tepat. Selamat menikmati perjalanan Maya Shopia dan mengungkap misteri yang tersimpan dalam kotak kayu pemberian Mbok Kaseh!
Judul Buku ; Terbelit Dalam Kubus Tanpa Batas
Penulis : Muiz Sutopo
ISBN/ISSN: 978-623-485-370-4
Penerbit: Edulitera Malang
Deskripsi Fisik: 492 hlm; 14 x 21 cm.
Harga : Rp. 100.000
Info Pemesanan: 0859-5450-8872
Asli..
Ini novel harus dibaca dan dimiliki..
Karna memang sebagus itu👍